SIMPANG EMPAT GANTING, PADANG | Pemandangan tak biasa terjadi di Sungai Jirak Subarang, Nagari Padang Ganting, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa sore (1/7/2025). Sejumlah biawak berukuran besar terlihat bebas berenang di aliran sungai tersebut. Fenomena ini membuat heboh warga, bahkan videonya sudah viral di media sosial
Pantauan warga di lokasi menunjukkan bahwa biawak yang muncul tidak hanya satu atau dua ekor, melainkan lebih dari tiga ekor dengan ukuran cukup besar. Hewan reptil tersebut berenang dengan tenang, sesekali menepi lalu kembali ke tengah sungai. Keberadaan mereka sontak menarik perhatian warga yang berada di sekitar sungai.Kemunculan biawak dalam jumlah banyak itu menimbulkan beragam tanggapan dari masyarakat, mulai dari rasa khawatir, biasa saja, hingga menjadi bahan kajian soal lingkungan.
Robi (28), seorang pengusaha muda pemilik kafe di kawasan Simpang Empat Ganting, mengaku cukup terganggu dengan situasi ini. “Jujur saja, ini bikin was-was. Biawaknya banyak dan besar-besar. Kalau sampai naik ke darat, ke kafe saya, bisa ganggu pelanggan. Apalagi anak-anak yang suka main di sekitar sungai,” ungkapnya.
Lebih tegas lagi, Mimi, seorang toke (pedagang besar) di Padang Ganting, menyampaikan kekhawatirannya. “Saya ini toke, tiap hari bolak-balik bawa barang, keluar masuk ke pasar dan ke gudang dekat sungai. Kalau biawak-biawak itu banyak dan mulai naik ke darat, ya khawatir juga. Bukan cuma soal takut, tapi ini bisa bahaya kalau tidak diantisipasi,” katanya.
Sementara itu, Andri, seorang pengusaha ojek online berpengalaman, justru menanggapinya dengan santai. “Biasa saja. Biawak dari dulu memang hidup di sungai ini. Kalau sekarang keluar banyak, mungkin karena air surut atau mereka lagi cari makan. Saya tiap hari lewat sini antar jemput penumpang atau barang, biasa saja. Selama kita nggak ganggu mereka, ya mereka nggak bakal ganggu kita,” jelasnya.
Lebih tenang lagi tanggapan dari Mak Yang Rusdi, tokoh masyarakat sekaligus jurnalis warga dari Siampa Gadang News. Ia menilai fenomena ini sebagai sesuatu yang wajar dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Padang Ganting sejak dulu.
“Ini biasa saja. Sungai Jirak dari zaman nenek moyang kita memang jadi habitat biawak. Kalau air surut atau makanan di hutan kurang, mereka keluar cari makan. Jangan panik, mereka itu bagian dari alam. Yang penting, kita jaga mereka, jangan diganggu. Alam itu bersahabat kalau kita bersahabat dengannya,” ujar Mak Yang Rusdi dengan gayanya yang santai tapi bijak.
Pendapat yang lebih serius datang dari Dodi, SH, MH, seorang pengacara muda asal Padang Ganting. Ia menilai fenomena ini harus dilihat sebagai peringatan lingkungan.
“Ini bukan sekadar kemunculan biawak. Ini sinyal dari alam bahwa ada yang tidak beres dengan ekosistem kita. Bisa jadi karena penebangan liar, pencemaran sungai, atau rusaknya rantai makanan mereka. Ini harus jadi perhatian bersama, tidak hanya warga tapi juga pemerintah,” tegas Dodi.
Ia menambahkan, “Ada aspek hukum di sini. Undang-undang tentang perlindungan lingkungan hidup jelas mengatur soal menjaga habitat satwa liar. Kalau habitat mereka terganggu, maka mereka akan mencari ruang baru, termasuk ke pemukiman warga. Jadi, menjaga sungai itu adalah kewajiban hukum dan sosial.”
Hingga saat ini, belum ada laporan tentang gangguan langsung dari biawak kepada warga. Namun, masyarakat tetap diminta untuk waspada, terutama anak-anak yang biasa bermain di tepi sungai.
Beberapa warga menduga kemunculan banyak biawak dipicu oleh menurunnya debit air sungai, rusaknya habitat, atau musim berkembang biak. Fenomena ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem.
Andi Jok